Senin, 29 Juni 2015

Winter People : Kasih Yang Terlalu Kuat




Judul : Winter People
Penulis : Jennifer Mcmahon
Penerbit : qanita
Genre : Horor atau mungkin legenda cerita rakyat?

Sinopsis

“Beri tahu aku, kumohon, bisakah yang sudah mati bangkit kembali?”

Selamat datang di West Hall, kota terpencil dengan legenda mengerikan. Selama puluhan tahun, orang-orang menghilang dan meninggal secara misterius di sana. Ada yang bilang itu gara-gara penyihir jahat yang bisa menghidupkan kembali orang mati.

Ruthie benci West Hall, dan dia bertekad untuk meninggalkan kota itu segera setelah dia punya cukup uang. Namun, tiba-tiba ibunya menghilang, meninggalkan Ruthie dan adik perempuannya. Ketika sedang mencari petunjuk, Ruthie menemukan buku harian rahasia. Di situ tertulis kisah tentang kaum musim dingin, orang-orang yang dibangkitkan kembali dari kematian mereka. Mungkinkah ibu Ruthie ada hubungannya dengan ini semua? Dan bisakah Ruthie menemukan sang ibu, sebelum jatuh korban lagi?

Review

   Bagaimana saya bisa menilai cerita ini tanpa menduga-duga mengenai kebenarannya? Novel ini memiliki kisah yang mirip seperti cerita rakyat atau legenda/mitos di suatu tempat. Semuanya terjalin sempurna dan runtut, menimbulkan efek yang cukup mengguncang benak saja. *sedikit melebaykan pandangan*


   Ada pepatah mengatakan, "cintailah sekedarnya dan bencilah sekedarnya juga". Maksudnya, jangan terlalu mencintai sesuatu karena, suatu saat mungkin kita bisa kehilangan atau membencinya. Begitu juga sebaliknya, membenci sekedarnya karena bisa jadi kita akan berbalik mencintainya.

   Di dalam cerita ini, kisah dibuka dengan cerita dari Sara Harrison Shea. Awalnya, prolog menceritakan mengenai masa kecil Sara dan bagaimana pertama kalinya ia bertemu dengan sleeper, makhluk yang sudah mati tetapi dibangkitkan kembali. Sara kecil menceritakan hal ini pada 'bibi'nya dan terheran-heran, bertanya padanya, 'Mengapa ada orang yang mau membangkitkan orang yang sudah mati hanya untuk bertemu kembali dengannya?'. Sang bibi pun menjawab, bahwa Sara baru akan mengerti, bila memiliki seseorang yang benar-benar dicintainya sehingga menginginkan orang tersebut bangkit kembali.

   Kemudian, cerita pun maju menjadi ke bagian seorang gadis bernama Ruthie yang mana ibunya menghilang pada suatu malam di awal tahun. Ruthie yang kelimpungan karena kepergian sang ibu yang tiba-tiba pun berusaha mencarinya. Sekilas, maka cerita akan sedikit membingungkan, karena seperti Ruthie seperti tidak ada hubungan apa-apa dengan kehidupan Sara Harrison Shea, tetapi... begitu menginjak ke tengah cerita, maka benang merahnya akan terlihat.

   Sara Harrison Shea yang telah dewasa dan menikah dengan Martin Shea dikaruniai seorang putri cantik bernama Gratie. Malang nasib gadis kecil ini, pada suatu hari bersalju, dia ditemukan tewas di dalam sebuah sumur yang ada di sekitar area Devil's Hand. Sara sangat syok dengan kematian putrinya dan menjadi putus asa. Ibarat kata, hidup segan tapi tak mati. Berhari-hari dijalani Sara dengan kepedihan, meski suaminya berupaya untuk membangkitkan semangatnya. Cintanya yang terlalu besar pada Gratie membuat wanita itu mengalami depresi dan sedih yang berkepanjangan. Sampai suatu ketika, Sara teringat akan pesan yang dituliskan bibinya, yaitu... cara untuk menciptakan Sleeper.

   Sudah mulai terbayang bagaimana kisahnya?

   Seperti itulah cerita dalam novel ini. Kisahnya sederhana, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil. Walau si Ruthie rada-rada drama saat mengetahui kalau dirinya adalah *piiiip*, tetapi secara keseluruhan dia adalah kakak yang bertanggung jawab dan bukan remaja galau yang bikin kita pengin ngeplak dia. 

   Saya suka dengan kehangatan keluarga yang ditampilkan dalam cerita ini. Dan bagaimana seorang Sara bisa sangat syok saat kehilangan anak-anaknya pun bisa saya mengerti. Memang, sangat menyakitkan kehilangan orang yang sangat kita cintai. Namun, bila diri sendiri tidak merelakan dan justru mengupayakan berbagai macam cara supaya orang tersebut bangkit hidup lagi, bisa dibilang itu malah menyakiti mereka yang sudah mati.

   Btw, ini cerita mirip sama cerpen yang dulu pernah kubuat di kasfan. Ndak nyangka, garis besar masalahnya hampir mirip :S

5 dari 5 bintang untuk Winter People.

:* :* :* :* :*

2 komentar:

  1. saya setuju, lebih baik menbenci dan mencintai dengan sekedarnya. aku baru membaca novel ini, dan bikin merinding pada awalnya, juga miris dgn akhir cerita Sara, Martin, dan Gertie. keluarga kecil yang hangat itu benar2 berakhir tragis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. awal-awal membaca cerita ini, aku kira ini buku horor, lho. Soalnya awal ceritanya udah mendebarkan gitu. Nggak nyangka, ternyata ini semacam novel keluarga yang mungkin saja diambil dari mitos-mitos penduduk setempat. Cinta/Benci yang terlalu kuat memang bisa berimbas pada si pemilik perasaan sendiri :')

      Hapus