Rabu, 08 Juli 2015

An Abundance of Katherines : Seorang Colin yang Belum bisa Move on?



Judul : An Abundance of Katherines
Penulis : John Green
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Halaman : 320 halaman


Sinopsis

Katherine V menganggap cowok menjijikkan.
Katherine X hanya ingin berteman.
Katherine XVIII memutuskan Colin lewat email.
Kalau soal pacar, ternyata tipe yang disukai Colin Singleton adalah cewek-cewek bernama Katherine.

Dan kalau soal Katherine, Colin selalu jadi yang tercampak. Setelah diputuskan Katherine XIX, cowok genius yang hobi mengotak-atik anagram ini mengadakan perjalanan panjang bersama teman baiknya. Colin ingin membuktikan teori matematika karyanya, supaya dapat memprediksi hubungan asmara apa pun, menolong para Tercampak, dan akhirnya mendapatkan cinta sang gadis.

Review

   Ini kedua kalinya saya membaca buku John Green. Dari pada Looking For Alaska, saya cenderung lebih suka dengan An Abundance of Katherines. Seperti biasa, John Green menyajikan kisah-kisah remaja ala Amerika yang sarat akan perenungan dan pemahaman, dengan tokoh-tokoh unik yang kadang-kadang misterius.

   Jadi..., di buku ini mengisahkan tentang perjalanan 2 orang remaja, yaitu Colin dan Hassan. Yang satu setengah Yahudi dan yang satunya lagi muslim yang sering menyatakan dirinya bukan teroris. Interaksi keduanya cukup lucu dan menyenangkan, yang mana Hassan bisa menjadi penyeimbang Colin yang sering kacau dan galau karena telah ditinggal oleh Katherine XIX alias 19.

   Colin si anak ajaib yang mengalami krisis identitas karena merasa dirinya tidak berkembang menjadi anak genius, merasa putus asa karena dicampakkan oleh Katherine 19. Karena terlalu cinta dan heran dengan kisah cintanya sendiri yang sering menjadi yang tercampak, akhirnya Colin pun berusaha membuat rumus yang kira-kira bisa mewakili antara yang tercampak dengan yang dicampakkan. Dalam perjalanan entah ke mana, yang diprakarsai oleh Hasan, Colin berusaha menemukan kurva, grafik atau entah apalah namanya demi meramal hubungan antara dua orang.

   Saya cukup pusing saat membaca bagian-bagian ketika Colin berusaha merumuskan kisah cinta antara dua orang manusia ini. Grafik, kurva, atau pun rumus matematika yang disajikan John di dalam bukunya sama sekali tidak membuat saya tertarik untuk membacanya. Makasih, cukup semester 1 dan 2 saya liat kurva-kurva njlimet dalam mata kuliah saya. :|

   Perjalanan Colin dan Hasan membawa mereka ke sebuah kota kecil bernama Gusthot. Di sana, mereka bertemu dengan Hollis dan Lindsey, sepasang Ibu-anak yang kemudian mempekerjakan kedua remaja itu untuk mewawancarai seluruh penduduk Gusthot yang bekerja di pabrik Hollis. Sengaja Hollis melakukan itu sebagai bahan dokumentasi untuk anak-cucunya, yang langsung membuat Lindsey kelabakan. 

   Dalam kehidupan mereka di rumah Hollis, Colin, Hasan, dan Lindsey berinteraksi layaknya remaja-remaja pada umumnya. Mereka saling bertukar cerita, berbagi pendapat yang kadang konyol tapi lebih banyak yang masuk akal juga, serta saling mengingatkan satu sama lain walau ujung-ujungnya malah terjadi pertengkaran. Colin yang terobsesi untuk membuat rumus karena disebabkan hubungannya yang selalu retak oleh para Katherine (entah kenapa, pemuda ini selalu mencari pacar bernama Katherine dan di akhir kisah, bisa disimpulkan kenapa Colin jadi terobsesi dengan nama Katherine), akhirnya menemukan suatu penjelasan menakjubkan yang sebenarnya bukan sesuatu yang istimewa. Bagian akhir cerita ini sukses bikin saya ketawa :))

   Dalam buku ini, lagi-lagi John menggambarkan para remaja yang menipu diri mereka sendiri. Pura-pura menyukai kehidupan mereka sekarang, padahal nyatanya tidak. Namun, dari dua kisah yang disajikan John dan pernah saya baca, John Green seolah membimbing para pembacanya untuk melihat bagaimana remaja-remaja ini akhirnya menemukan sesuatu pada diri mereka. Remaja-remaja dalam An Abundance of Katherines digiring untuk menemukan identitas mereka sendiri, untuk jujur terhadap diri mereka sendiri, yang kemudian menghasilkan cerita manis dan menyenangkan untuk dibaca.

  Banyak lawakan dalam buku ini yang memang menurut saya benar-benar lucu. Keseriusan dalam buku ini pun dibalut dalam humor yang ringan, sehingga tidak terkesan horor, apalagi waktu ketemu kurva itu. 3.5 dari 5 bintang untuk An Abundance of Katherines - John Green.

:D :D :D :)


2 komentar:

  1. Buku yang menarik nih buat dibaca, apalagi yang reviewnya enak x ya dilihat hehe

    BalasHapus
  2. Coba aja dibaca, mas. Bukunya lumayan menarik kok. btw, makasih udah mau mampir ke blog ini ya :D

    BalasHapus