Selasa, 18 Agustus 2015

The School for Good And Evil : Dunia Dongeng Yang Sama sekali Bukan Dongeng




Judul : The School for Good And Evil (#1),
A world Without Princes (The School for Good And Evil #2)
Penulis : Soman Chainani
Penerbit : Bhuana Sastra
Genre : High Fantasy, Fairy Tale

Sinopsis

The School for Good And Evil (#1)

Tahun ini, Sophie dan Agatha digadang-gadang menjadi murid Sekolah Kebaikan dan Kejahatan yang legendaris, tempat anak-anak laki-laki dan perempuan dididik menjadi pahlawan dan penjahat dalam dongeng. Dengan gaun pink, sepatu kaca, dan ketaatannya pada kebajikan, Sophie sangat yakin akan menjadi lulusan terbaik Sekolah Kebaikan sebagai putri dalam dongeng. Sementara itu, Agatha, dengan rok terusan warna hitam yang tak berlekuk, kucing peliharaan yang nakal, dan kebenciannya pada hampir semua orang, tampak wajar dan alami untuk menjadi murid Sekolah Kejahatan.

Namun ketika kedua gadis itu diculik oleh Sang Guru, terjadi sebuah kesalahan. Sophie dibuang ke Sekolah Kejahatan untuk mempelajari Kutukan Kematian; sementara Agatha masuk ke Sekolah Kebaikan bersama para pangeran tampan dan putri cantik mempelajari Etiket Putri. Bagaimana jika ternyata kesalahan ini adalah petunjuk pertama untuk mengungkap diri Sophie dan Agatha yang sesungguhnya?

Sekolah Kebaikan dan Kejahatan menawarkan petualangan luar biasa dalam dunia dongeng yang menakjubkan, di mana satu-satunya jalan keluar dari dongeng adalah... bertahan hidup. Di Sekolah Kebaikan dan Kejahatan, kalah bertarung dalam dongengmu bukanlah pilihan.

A World Without Princes (The School for Good And Evil #2)

Sophie dan Agatha telah berhasil pulang ke Gavaldon, menjalani "bahagia selamanya" versi mereka. Namun, hidup tak seperti dongeng yang mereka harapkan. 

Agatha diam-diam berharap seandainya ia memilih akhir bahagia yang lain bersama pangerannya. Permohonan rahasia itu membuka kembali pintu menuju Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Tak disangka, dunia yang dulu pernah ia ketahui bersama Sophie ternyata telah berubah. 

Penyihir dan putri, tukang tenung dan pangeran, bukan lagi musuh. Ikatan baru telah terbentuk, menghancurkan hubungan lama. Namun dibalik hubungan yang rumit antara Kebaikan dan Kejahatan ini, perang sedang dipersiapkan. Musuh yang sangat berbahaya tersembunyi dibalik topeng wajah yang mereka kenal. Saat Agatha dan Spohie berjuang untuk memulihkan kedamaian, sebuah ancaman tak terduga bisa menghancurkan segalanya dan semua orang yang mereka cintai. kali ini, ancaman itu datang dari dalam diri mereka sendiri.

Review

   Saya bingung mau menilai kedua buku ini seperti apa. Penokohan, konflik cerita, dan ceritanya sendiri sangat bagus. Yang bikin saya rada risih mah, cuma arah ceritanya yang agak nyleneh. Di buku 1-nya sih..., kurang terlalu terasa ya, tapi di buku 2, waaaw... arah cerita ini benar-benar ngegampar banget.

   Iya, saya emang agak ceriwis kalau udah berhubungan dengan LGBT. Berhubung topik LGBT sangat sensitif di ranah jagat dunia maya Indonesia, mungkin sebaiknya kita mengesampingkan hal ini. Potensi debat kusir sangat besar kalau saya ngelanjutin pandangan saya tentang LGBT sendiri, karena itu, kita lanjut aja deh ke pembahasan cerita.