Senin, 12 Desember 2016

Dwilogi The Wrath & The Dawn : Makanan Berempah Yang Enak Dinikmati


Judul : The Wrath & The Dawn (#1)
The Rose & The Dagger (#2)
Penulis : Renee Ahdieh
Penerbit : POP (Imprint KGP)
Genre : Fantasi

Sinopsis #1

Terinspirasi dari Kisah 1001 Malam

Khalid Ibnu al-Rashid, Khalif Khorasan yang berusia delapan belas tahun, adalah seorang monster. Dia menikahi perempuan muda setiap malam dan menjerat pengantin barunya dengan tali sutra saat fajar tiba. Ketika sahabatnya menjadi korban kezaliman Khalid, Shahrzad al-Khayzuran bersumpah akan menuntut balas. Gadis enam belas tahun itu mengajukan diri menjadi pengantin Sang Khalif. Shahrzad tak hanya bertekad untuk bertahan hidup, tetapi juga bersumpah akan mengakhiri rezim kejam sang raja bocah.

Malam demi malam, Shahrzad memperdaya Khalid, menceritakan kisah-kisah memikat yang membuatnya terus bertahan, meski tiap fajar bisa jadi merupakan saat terakhirnya melihat matahari terbit. Tetapi sesuatu yang tak terduga mulai terkuak: ternyata Khalid bukanlah sosok yang Shahrzad bayangkan. Sikapnya sama sekali tidak mencerminkan seorang pembunuh berdarah dingin. Mata emasnya memancarkan kehangatan. Monster yang ingin dilawan Shahrzad itu tak lebih daripada pemuda dengan jiwa yang tersiksa. Dan Shahrzad mulai jatuh hati kepadanya….

Sinopsis #2

Sekuel The Wrath & The Dawn

Khalid Ibnu al-Rashid, Khalif Khorasan yang berusia delapan belas tahun, adalah seorang monster. Itulah yang awalnya dikira Shahrzad. Ketika berusaha mengungkap rahasia suaminya itu, Shahrzad justru menemukan sosok luar biasa yang dia cintai sepenuh hati. Namun sebuah kutukan yang terus mengancam membuat Shazi dan Khalid harus berpisah.

Kini Khalifa Khorasan berkumpul kembali dengan ayah dan adiknya. Mereka berlindung di perkemahan padang pasir, tempat berkumpulnya pasukan untuk menggulingkan Khalid—pasukan yang dipimpin oleh Tariq, cinta pertama Shahrzad. Terjebak di antara kesetiaan kepada dua kubu yang sama-sama dia sayangi, Shazi diam-diam menyusun rencana untuk menghentikan perang dengan melibatkan sihir yang mengalir dalam darahnya. Dan Shahrzad akan mempertaruhkan apa pun untuk menemukan jalan kembali kepada cinta sejatinya….

Review

Jika diibaratkan dengan minuman, The Wrath & The Dawn seperti teh jeruk purut. Baunya harum, rasanya enak, manis, dan menyegarkan, tetapi tidak meninggalkan kesan apa-apa bagi saya, kecuali rasanya yang enak. Nah, The Rose & The Dagger jauh seperti wedang uwuh, penuh dengan rasa. Mulai dari manis, pedas, hangat, getir, dan harumnya begitu berwarna, juga memberi kehangatan di badan dan mencegah flu berkembang lebih jauh.

Minggu, 18 September 2016

The Last Ever After : Sejatinya Jahat dan Sejatinya Baik




Judul : The Last Ever After (The School For Good And Evil #3)
Pengarang : Soman Shainani
Penerbit : Buana Sastra
Genre : High Fantasy
Tebal : 700++ halaman


Blurb

Sophie bimbang. Apakah benar, cinta sejatinya adalah Sang Guru? Jika ia menerima pinangan Sang Guru, Kejahatan akan merajalela. Bukankah ia sudah berusaha keras menjadi Baik?

Agatha merasa hubungannya dengan Tedros malah semakin menjauh. Pertengkaran pun mewarnai hari-hari mereka. Hingga meeka menyadari satu persamaan yang menyatukan mereka, Sophie, Mereka bertekad untuk menyelamatkan Sophie.

Misteri demi misteri terungkap dan kebenaran mulai tersibak. Takdir yang menautkan Sophie dan Agatha memang dituliskan dari jauh sebelumnya. Manakah yang akan dipilih Sophie? Tetap bersama Sang Guru dan membiarkan Kejahatan menang? Ataukah memilih membantu Agatha, sahabat terbaiknya, dan Kebaikan untuk menang?

Review
Jangan menilai semua cerita sebelum membaca akhir ceritanya, itu yang saya dapat setelah membaca buku terakhir dari seri The School For Good And Evil-nya Soman Chaini (Yang namanya bikin saya inget nama merk dagang obat herbal yang pernah dibeli sama Ibu saya).

Asli, saya benar-benar terpukau dengan akhir cerita yang begini... --- gimana ya menjelaskannnya. Kalau menyebut cerita ini happy end, ini lebih dari pada Happy End. Sad End? Dih..., sama sekali bukan Sad End. Mungkin kalian bisa menyebutnya yang pertama, tetapi... akhir cerita ini lebih dari pada itu. Ini adalah Awal dari yang Akhir. Sungguh, novel ini layak dibaca bagi siapa pun yang mau baca. Walau tampilannya mengemas mengenai cerita remaja yang berpusat pada cowok-cowok, tapi isinya tidak sedemikian ringan.

Rabu, 20 Juli 2016

Sudut Mati : Taktik Di Dunia Korporasi




Judul : Sudut Mati
Pengarang : Tsugaeda
Penerbit : Bentang Pustaka
Genre : Thriller

Sinopsis

Titan kembali dari Amerika Serikat setelah delapan tahun, tepat ketika Grup Prayogo milik ayahnya sedang krisis dan membutuhkan bantuannya. Selain kesulitan dalam urusan bisnis, ada ancaman dari kompetitor jahat, Ares Inco, yang memiliki keinginan menghancurkan keluarga Prayogo untuk selamanya.

Namun Titan tak hanya menghadapi itu. Kakaknya, Titok, tak suka tersaingi olehnya di dalam Grup. Adiknya, Tiara, justru menikah dengan putra mahkota musuh. Dan mungkin ia juga telah membawa kekasih yang dicintainya ke dalam bahaya.

Titan harus menghadapi itu semua. Sementara tanpa ia ketahui, seorang pembunuh dengan kode 'Si Dokter' mengintai dan menunggu saat tepat untuk ikut campur ke dalam urusan mereka.


Review

    Sudah lama sekali saya membaca buku ini. Bulan kapan saya baca, bulan kapan juga saya reviewnya. Draft reviewnya bahkan numpuk lama di blog :)). Aduuh, saya malah jadi kepikiran. Jujur aja, sebenarnya saya juga agak-agak lupa jalan ceritanya, meski inget sebagian besar ceritanya.*dikaplok*

   #lah

 Sialan.

   Saya cuma bisa  misuh-misuh setelah menamatkan novel ini. Ya..., bukan misuh yang kasar sih. Paling cuma menggerutu dalam hati aja gara-gara nggak nyangka kalau ceritanya bakal berkembang menjadi seperti ini.

   Jujur saja, waktu membaca sinopsis + lihat sampul buku, saya sudah terbayang-bayang aroma thriller dan romansa. Maksudnya ya... romansa khas-khas thriller gitu. Sayang, saya cuma bisa gigit jari karena ternyata nggak menemukan romansa yang saya maksud di dalam cerita ini. Saya ketipu. Tapi ketipu dengan cara yang manis dan memuaskan.

   Ngoahahaha....

   Ini cerita kurang tebel n kurang banyak menurutku. :'(

Senin, 18 April 2016

Perfect Pain : Apakah Kekerasan Bisa Disebut Cinta?


Judul : Perfect Pain
Pengarang : Anggun Prameswari
Penerbit : Gagas Media
Genre : Romance

Sinopsis

Sayang, menurutmu apa itu cinta? Mungkin beragam jawab akan kau dapati. Bisa jadi itu tentang laki-laki yang melindungi. Atau malah tentang bekas luka dalam hati-hati yang berani mencintai. 

Maukah kau menyimak, Sayang? Kuceritakan kepadamu perihal luka-luka yang mudah tersembuhkan. Namun, kau akan jumpai pula luka yang selamanya terpatri. Menjadi pengingat bahwa dalam mencintai, juga ada melukai. 

Jika bahagia yang kau cari, kau perlu tahu. Sudahkah kau mencintai dirimu sendiri, sebelum melabuhkan hati? Memaafkan tak pernah mudah, Sayang. Karena sejatinya cinta tidak menyakiti.

Review

   Apakah mencintai membuatmu diijinkan untuk melukai pasanganmu?

   Apakah dengan mengatasnamakan cinta, kau dibolehkan untuk menyakiti pasanganmu hingga tak berdaya?

   Jika memang cinta seperti itu, saya rasa.... nggak akan ada orang yang mau merasakan cinta. Cinta yang diagungkan memberikan kepahitan, cinta yang diharapkan jadi cahaya justru menjadi kegelapan. Orang-orang tentu akan kabur kalau cinta seperti itu dan nggak akan sudi merasakan cinta. Namun, kita tahu, cinta nggak seperti itu, kan? Cinta yang benar-benar cinta tidak akan memberi kepahitan, sebaliknya, malah ketenangan.