Selasa, 30 Juni 2015

Kahve, Shamrock & Raven : Kopi Penunjuk Nasib




Judul : Kahve, Shamrock & Raven
Penulis : Yuu Sasih
Penerbit : de_teens

Sinopsis

Kencana pergi ke ibu kota untuk kuliah sekaligus mencari jawaban atas alasan Saras, kakaknya, bunuh diri. Kencana menemukan gambar shamrock (semanggi berhelai tiga) di buku harian kakaknya yang bertanggalkan empat bulan sebelum hari kematiannya, yang juga menjadi entri terakhir di sana. Isi dari halaman yang dipenuhi gambar semanggi itu menyatakan bahwa kakaknya baru saja mendapatkan hasil ramalan yang bagus dari kedai kopi Black Dream di dekat kampusnya.

“Hari ini di Black Dreams aku dapat shamrock di cangkir kopiku. Tentu aku nggak lihat apa-apa di cangkir kopiku selain ampas hitam, tapi si barista kelihatan yakin saat mengatakannya. Katanya itu pertanda akan terkabulnya keinginan terbesar orang yang mendapatkannya. Dia juga bilang kalau gambar itu jarang ditemukan saat pembacaan. Memang cuma ramalan biasa, tapi akan menyenangkan kalau benar.”

“Saat orang sudah putus asa, hal seremeh apa pun akan dijadikan pegangan harapan.”

Review

   Whoaaa..., cerita ini mengingatkan saya pada kasus salah satu sastrawan tahun lalu, yaitu kasusnya Sitok Srengenge. Kita tahu sendiri, kasus tersebut menghebohkan banyak pihak, terutama setelah diketahui pula bahwa korbannya tidak hanya gadis tersebut, melainkan ada gadis-gadis lainnya.

Senin, 29 Juni 2015

Winter People : Kasih Yang Terlalu Kuat




Judul : Winter People
Penulis : Jennifer Mcmahon
Penerbit : qanita
Genre : Horor atau mungkin legenda cerita rakyat?

Sinopsis

“Beri tahu aku, kumohon, bisakah yang sudah mati bangkit kembali?”

Selamat datang di West Hall, kota terpencil dengan legenda mengerikan. Selama puluhan tahun, orang-orang menghilang dan meninggal secara misterius di sana. Ada yang bilang itu gara-gara penyihir jahat yang bisa menghidupkan kembali orang mati.

Ruthie benci West Hall, dan dia bertekad untuk meninggalkan kota itu segera setelah dia punya cukup uang. Namun, tiba-tiba ibunya menghilang, meninggalkan Ruthie dan adik perempuannya. Ketika sedang mencari petunjuk, Ruthie menemukan buku harian rahasia. Di situ tertulis kisah tentang kaum musim dingin, orang-orang yang dibangkitkan kembali dari kematian mereka. Mungkinkah ibu Ruthie ada hubungannya dengan ini semua? Dan bisakah Ruthie menemukan sang ibu, sebelum jatuh korban lagi?

Review

   Bagaimana saya bisa menilai cerita ini tanpa menduga-duga mengenai kebenarannya? Novel ini memiliki kisah yang mirip seperti cerita rakyat atau legenda/mitos di suatu tempat. Semuanya terjalin sempurna dan runtut, menimbulkan efek yang cukup mengguncang benak saja. *sedikit melebaykan pandangan*

Sabtu, 27 Juni 2015

Love, Curse, & Hocus-Pocus : Cinta yang Lebih Serius


Judul : Love, Curse, & Hocus-Pocus
Penulis : Karla M. Nashar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Romansa, Metropop

Sinopsis

And what would you do, if I told you I have no intention to kiss you?”

“Kurasa... aku akan membuatmu mengubah keputusanmu itu.”

Ketika Troy Mardian dan Gadis Parasayu yang saling membenci harus terbangun dalam keadaan bugil dengan memori kabur akan pernikahan mereka, reaksi pertama mereka adalah berteriak histeris. Mereka curiga jika semua keanehan itu berkaitan dengan wanita gipsi tua yang mereka tertawai pada acara ulang tahun kantor mereka.

Untunglah mimpi dan realita yang tumpang tindih mempermainkan akal sehat mereka itu segera berakhir, dan membawa mereka kembali ke dunia nyata. Kali ini Troy dan Gadis yakin semua keanehan yang mereka alami itu telah berakhir. Setidaknya demikian, hingga tugas kantor membawa mereka ke negara para Duke dan Duchess, Inggris.

Dalam penerbangan yang melewati turbulensi ekstrem dan nyaris merenggut nyawa, keduanya dipaksa berpikir ulang tentang perasaan masing-masing.

Meskipun mereka saling membenci sejak pandangan pertama, mungkinkah berbagai peristiwa aneh tersebut justru mengubah rasa tidak suka mereka menjadi cinta?

Dan ketika Troy dan Gadis mengira hidup mereka sudah mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, nun jauh di sana, sayup-sayup suara gemerencing lonceng perak kecil milik si gipsi misterius kembali membelah pekatnya malam...

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi pada Troy dan Gadis kali ini?

Cring... cring... cring... Beware!

Review

Setelah tertawa dan terhibur di buku pertamanya yang berjudul Love, Hate, and Hocus-Pocus, di buku kedua ini saya disuguhkan mengenai 'rasa' yang sungguh berbeda dari buku pertama. Hampir mirip seperti buku pertama tetapi di buku kedua ini, penciptaan suasana, emosi para tokoh, serta perjalanan para tokoh terasa lebih intens dan mengena.

Di buku pertama, saya lebih banyak tertawa.

Di buku kedua, saya lebih sering merenungkan.

Life Of Pi : Arti Kebenaran Itu Apa sih?




Judul : Life Of Pi
Penulis : Yann Martel
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Sinopsis

Pada tanggal 21 Juni 1977, kapal barang Tsimtsum berlayar dari Madras menuju Canada. Pada tanggal Juli, kapal itu tenggelam di Samudra Pasifik. Hanya satu sekoci berhasil diturunkan, membawa penumpang seekor hyena, seekor zebra yang kakinya patah, seekor orang-utan betina, seekor harimau Royal Bengal seberat 225 kilogram, dan Pi---anak lelaki India berusia 16 tahun.

Selama lebih dari tujuh bulan sekoci itu terombang-ambing di Samudra Pasific yang biru dan ganas. Di Samudra inilah sebagian Kisah Pi berlangsung. Kisah yang luar biasa, penuh keajaiban, dan seperti ucapan salah satu tokoh di dalamnya, kisah ini akan membuat orang percaya pada Tuhan.

Film layar lebar mulai ditayangkan 28 Nov 2012 dengan sutradara Ang Lee.

Review

Life Of Pi...
Kisah tentang perjuangan seorang anak untuk bertahan hidup di Samudera tak bertuan. Di blurb belakang novel ditulis bahwa, kisah ini akan membuat orang PERCAYA PADA TUHAN.

Benarkah?

Saya rasa, tidak.

Life Of Pi dibuka dengan cerita mengenai seorang penulis yaitu Yann Martel yang sedang bingung menyelesaikan novel romansanya. Karena merasa stuck ia pun pergi ke India untuk berekreasi sekaligus mencari ide untuk kelanjutan ceritanya. Nah, bermula dari pertemuannya dengan seorang pria tua bernama 'Mamaji' inilah, si penulis (Yann Martel) bertemu dengan Piscine Molitor Patel atau sebut saja Pi.

Love, Hate, And Hocus-Pocus : Kutukan Konyol Berakhir Cinta


Judul : Love, Hate, & Hocus - Pocus
Penulis : Karla M. Nashar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Romance, Metropop

Sinopsis

HATE at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis---sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.

Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong selalu pakai Inggris, barang-barang harus designer label, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia yang dijuarainya berturut-turut pada sebuah kontes nasional.

Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih doyan banget pakai merek lokal? So nggak kosmopolitan deh!

Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya dengan yang namanya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, kartu tarot, feng shui, atau apa pun sebutannya yang berhubungan dengan dunia pernujuman.

Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus---bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta sepotong memori kabur tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!

Review

Awal pertama melihat cover buku ini, rasanya rada aneh, gak menarik. Baca prolognya, langsung merengut (mulai tertarik), 'Ada apa ini?'. Terus baca bab 1-2, mulai bosan, gak tertarik. Tapi begitu masuk kejadian saat si Troy masuk ke cerita, saya langsung senyam-senyum sendiri, geli baca pertengkaran mereka.

Dua orang saling bermusuhan kemudian timbullah cinta itu sudah biasa. Tapi, bagaimana kalau awal cinta mereka itu karena mantra? *ketawa mengingat adegan lucu setelah mereka menikah*

Daripada buku metropop sebelumnya -yang judulnya tidak perlu saya sebutkan- , saya sama sekali tidak jenuh membaca buku ini. Awalnya memang bosan karena cerita mengenai perjalanan si Gadis Parasayu mutasi ke Jakarta. Tapi, setelah ketemu Troy, walah... hampir sepanjang cerita buku ini saya ketawa mulu.

Eleven Minutes : Apa itu Cinta?



Judul : Eleven minutes
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Sinopsis

Cinta hanya menimbulkan penderitaan…

Demikianlah anggapan Maria, gadis Brazil yang sejak remaja begitu yakin tak akan pernah menemukan cinta sejati dalam hidupnya. Seseorang yang ditemuinya secara kebetulan di Rio de Janeiro berjanji akan menjadikannya aktris terkenal di Swiss, namun janji itu ternyata kosong belaka. Kenyataannya, dia mesti menjual diri untuk bertahan hidup, dan dengan sepenuh kesadaran dia memilih untuk menjalani profesi sebagai pelacur. Pekerjaan ini semakin menjauhkannya dari cinta sejati.

Namun ketika seorang pelukis muda memasuki hidupnya, tameng-tameng emosional Maria pun diuji. Dia mesti memilih antara terus menjalani kehidupan gelap itu, atau mempertaruhkan segalanya demi menemukan “cahaya di dalam dirinya.” Mampukah dia beralih dari sekadar penyatuan fisik ke penyatuan dua pikiran atau bahkan dua jiwa---ke suatu tempat di mana seks merupakan sesuatu yang sakral?

Dalam novel yang sungguh berbeda ini, Paulo Coelho menantang segala prasangka kita, membuka pikiran kita, dan membuat kita benar-benar terperangah.
 

Review

Penasaran dengan novel ini, akhirnya, suatu ketika saya membeli novel ini. Di bab-bab pertama saya membaca novel ini terkesan datar, tidak menyentuh sama sekali atau, membosankan. :|

Untuk beberapa hari atau bahkan bulan? Saya tidak melanjutkan membaca buku ini. Namun, hari ini, kebetulan setelah pikiran saya mulai jenuh untuk melongo ria, saya membuka kembali buku ini dan membacanya.

Seperti kesan pertama, awal melanjutkan cerita ini, datar. Namun, begitu menginjak pertengahan buku, apalagi ketika sosok Maria bertemu dengan Ralf dan Terence, cerita jauh lebih menarik lagi dan menyentuh. Saat membaca buku ini, saya seolah diajak untuk merenungkan apa hakikat cinta dan seks itu sendiri.

Elang dan Bidadari : Kisah Cinta Bernuansa Korea




Judul : Elang dan Bidadari
Penulis :  Puput Sekar Kustianti
Penerbit : Republika
Genre : Romansa 

Sinopsis

"Jingga, kau pasti tahu maksudku kan? Apa kau sudah mencuri tulang rusukku? Jika ya, tolong simpan sejenak, hingga aku menemukan jalan agar kita bersama. Aku tahu selama kita berbeda agama, kita tak akan bisa bersama, begitu kan?"

"Kim Young-Han, tidak usah mempermainkan hatiku ataupun memberi harapan untukku. Jika kau masih berpikir untuk bisa bersamaku dengan masuk Islam, itu akan merusak niatmu. Pelajari Islam yang benar. Jika ada takdirmu yang harus kau jalani bersamaku, niscaya takdir itu tak akan berubah!" serak, Jingga berusaha menahan tangis, semua rasa bercampur menjadi satu.

"Ya, jika takdirku ada bersamamu, maka takdir itu akan kupinta untuk bisa bersamamu," lirih Young-Han.

***

Jingga, muslimah asal Indonesia mendapatkan kesempatan mengikuti program budaya Korea di Hankuk University Foreign Studies, di Seoul-Korea Selatan. Jingga berusaha keras untuk tetap komitmen dengan norma dan nilai yang ia anut, meski berada di negara yang setengah penduduknya tidak beragama. Ia juga malah mendapat pelajaran berharga tentang nilai sebuah kerja keras yang mutlak beriringan dengan doa.

Kim Young-Han, pria sedingin es di Kutub. Kala kuliah di Paris, Prancis, ia mulai kenal pada Islam dan awal ketertarikannya terhadap agama tauhid ini. Pulang ke Korea Selatan, ia masih tetap tidak memiliki pegangan agama yang jelas dan kembali menjalani hari-hari beratnya bersama dendam dan kebencian dimasa lalu.

Di Tanah Ginseng mereka bertemu, berbenturan karakter tapi juga membuat untaian kisah yang akan banyak menuturkan tentang cinta yang sebenarnya. Akankah pertemuan itu membawa sebuah takdir yang sama dan bermuara pada cinta-Nya? Ataukah hanya sebagai mimpi kilat dan bersitan luka akan takdir yang harus mereka jalani masing-masing. Kisah ini tidak hanya bertutur tentang cinta, tapi juga kasih sayang mendalam antara keluarga, persahabatan, dan mimpi. Karena mimpi memang mutlak untuk terus diperjuangkan.
 


Review

Sekilas Melihat cover buku, Saya hanya bisa mengernyitkan dahi. Dalam pikiran saya, terlintas satu kalimat, 'Ini buku kenapa covernya suram abis kek orang dari geng jalanan gini ya?'

Novel dengan judul Elang dan Bidadari ini menggelitik insting kepenasaran saya. Gimana gak penasaran? Covernya suram, judulnya Elang dan Bidadari, Sinopsisnya tentang orang yang kuliah di luar negeri. Nyambung kagak, bingung ya iya. --"

Yah..., Cerita ini dibuka mengenai seorang gadis bernama Jingga, seorang gadis muslimah yang menutut ilmu ke negeri gingseng. Mendengar nama Jingga sendiri, saya mulai ngawang-ngawang, kok... namanya Jingga ya? Sayang, saya nggak menemukan alasan kenapa penulis memberi nama tokoh utamanya Jingga.

Minggu, 21 Juni 2015

The Golem And The Jinni : Cinta Antara Dua sosok yang Berbeda



Judul : The Golem and The Jinni
Penulis : Helene Wecker
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Fantasi
Kategori : Buku Bantal

Sinopsis

Chava: golem, terbuat dari tanah liat, dihidupkan oleh rabi yang terlibat ilmu sihir hitam. Ketika majikan Chava, sang suami yang memesan pembuatan dirinya, tewas dalam perjalanan laut dari Polandia, sang golem pun bagai layang-layang putus ketika tiba di New York pada tahun 1899.

Ahmad: jin, terbuat dari api, lahir di padang pasir Suriah. Ia dijebak penyihir Beduin sehingga terkurung dalam guci tembaga berabad-abad lamanya,sampai tak sengaja dibebaskan di Lower Manhattan. Meskipun tidak lagi terpenjara, Ahmad tak sepenuhnya bebas––gelang besi mengikatnya ke dunia fisik.

Kedua makhluk ini, dengan kisah masing-masing yang tak terlupakan, membentuk jalinan persahabatan––sampai pada suatu malam, insiden mengerikan membuat mereka terpaksa kembali ke dunia masing-masing. Namun, ancaman dahsyat akan menyatukan Chava dan Ahmad kembali, menantang keberadaan mereka dan memaksa mereka untuk mengambil keputusan luar biasa.

Review

   Ada apa dengan buku fantasi akhir-akhir ini? Saya kok merasakan kalau buku fantasi yang diterjemahkan beberapa bulan terakhir memiliki muatan yang sangat berat. Nggak melulu bercerita soal petualangan atau cinta, tetapi juga mengenai agama, politik, bahkan buku yang saya baca ini membicarakan soal eksistensi Tuhan.

   Bukeeee, sirahku ngelu bar maca iki.

   Sebenarnya, saya nggak kaget lagi kalau ada buku fantasi yang muatannya berat. Dimulai dari trilogi age of five - Trudi Canavan yang ceritanya sangat membekas dalam kepala saya, sampai Elantrisnya - Brandon Sanderson yang tokoh utamanya bikin jejeritan, The Golem and The Jinni bisa dibilang sedikit lebih mudah dipahami dibanding kedua cerita yang saya sebutkan. Kalau Age of Five dan Elantris merupakan jenis High Fantasy yang latar dunianya harus diciptakan di dalam kepala kita sendiri (dan ini membutuhkan usaha ekstras untuk membayangkannya), The Golem and The Jinni mengambil latar di New York pada tahun 1800-an bernuansa klasik.

   Lebih mudah, kan?