Sabtu, 27 Juni 2015

Love, Curse, & Hocus-Pocus : Cinta yang Lebih Serius


Judul : Love, Curse, & Hocus-Pocus
Penulis : Karla M. Nashar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Romansa, Metropop

Sinopsis

And what would you do, if I told you I have no intention to kiss you?”

“Kurasa... aku akan membuatmu mengubah keputusanmu itu.”

Ketika Troy Mardian dan Gadis Parasayu yang saling membenci harus terbangun dalam keadaan bugil dengan memori kabur akan pernikahan mereka, reaksi pertama mereka adalah berteriak histeris. Mereka curiga jika semua keanehan itu berkaitan dengan wanita gipsi tua yang mereka tertawai pada acara ulang tahun kantor mereka.

Untunglah mimpi dan realita yang tumpang tindih mempermainkan akal sehat mereka itu segera berakhir, dan membawa mereka kembali ke dunia nyata. Kali ini Troy dan Gadis yakin semua keanehan yang mereka alami itu telah berakhir. Setidaknya demikian, hingga tugas kantor membawa mereka ke negara para Duke dan Duchess, Inggris.

Dalam penerbangan yang melewati turbulensi ekstrem dan nyaris merenggut nyawa, keduanya dipaksa berpikir ulang tentang perasaan masing-masing.

Meskipun mereka saling membenci sejak pandangan pertama, mungkinkah berbagai peristiwa aneh tersebut justru mengubah rasa tidak suka mereka menjadi cinta?

Dan ketika Troy dan Gadis mengira hidup mereka sudah mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, nun jauh di sana, sayup-sayup suara gemerencing lonceng perak kecil milik si gipsi misterius kembali membelah pekatnya malam...

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi pada Troy dan Gadis kali ini?

Cring... cring... cring... Beware!

Review

Setelah tertawa dan terhibur di buku pertamanya yang berjudul Love, Hate, and Hocus-Pocus, di buku kedua ini saya disuguhkan mengenai 'rasa' yang sungguh berbeda dari buku pertama. Hampir mirip seperti buku pertama tetapi di buku kedua ini, penciptaan suasana, emosi para tokoh, serta perjalanan para tokoh terasa lebih intens dan mengena.

Di buku pertama, saya lebih banyak tertawa.

Di buku kedua, saya lebih sering merenungkan.



Kisah Troy dan Gadis yang di buku pertama saya anggap tidak masuk akal, kini saya rasakan sah-sah saja terjadi walaupun saya rada mengerutkan dahi mengenai kisha para gipsy. Namun, kerutan di dahi saya itu berubah dengan rentetan cerita yang disajikan dengan alur runtut dan mudah dipahami itu.

Cerita yang paling saya sukai adalah di halaman 81-116. Ini benar-benar tidak disangka. Dalam cerita di antara halaman tersebut, saya seolah menemukan sebuah ketulusan antara kedua individu ini. Dan jujur saja, saya makin kesengsem sama Troy karena sikapnya pada Gadis. *Yah..., sepertinya aku termasuk salah satu pengidola Troy*

Troy terlihat begitu dewasa di situ. :">

Oh, ya ada cerita di halaman lain yang jujur saja begitu mengenai di hati saya selain cerita di atas. Yaitu cerita pada halaman 340-346. Saya anggap, dalam halaman tersebut, terdapat kejujuran antara kedua insan itu. Ini suatu hal yang menyenangkan dan membahagiakan ketika saya bisa melihat tokoh-tokoh yang saya sukai mau jujur dengan perasaan mereka sendiri dan mengesampingkan ego masing-masing.

"I think this, I think that... and that's the problems with the young generation right now. Kalian berpkir terlalu banyak untuk hal-hal yang sebenarnya hanya perlu dirasakan. Jangan pernah memakai otakmu untuk memutuskan apa yang hati kamu rasakan padanya. You have to feel it. Feel with your heart. Feel it right there."

"What does your heart tell you when you think of her? Apa kebahagiaannya lebih penting dari kebahagiaanmu? Apakah kamu ingin menjadi lelaki yang lebih baik agar bisa membuatnya bangga?"

- Lyubitshka, page 296 -

Kalau kata-kata ini diucapkan ke seseorang yang bener-bener logis, aku nggak akan merasa aneh kalau kata-kata ini akan dipandang sebelah mata, bahkan mungkin dicibir mati-matian. *dipelototin sama temen yang bener-bener suka berpikir logis*

Kembali ke jalan yang benar :">

Ada banyak hal yang yang bisa saya petik dari sini terutama mengenai hati, cinta, atau perasaanlah. Walau saya terganggu dengan kemunculan dua tokoh lain yang sepertinya hanya menjadi tempelan untuk penghalang kisah cinta dua manusia keras kepala, saya tetap bisa menikmati ceritanya.

Saya suka dengan proses bagaimana mereka pelan-pelan memahami arti dari perasaan mereka sendiri. Mbak Karla bener-bener pinter untuk memadu-madankan emosi-emosi tokoh-tokohnya walau di sini, sosok Gadis lebih menonjol ke arah keras kepalanya dan ketidakinginannya untuk mengalah.

*mendesah pelan, lebay mode on*

Dan saya baru menyadari, ternyata saya mungkin penggemar Troy Mardian. Karakternya membuat saya bisa jatuh hati sama dia sekalipun tindakannya yang sering keki-kekian sama Gadis membuat saya ketawa. Ternyata, dibalik sikap Troy yang angkuh, suka tebar pesona, keras kepala, gak mau kalah, dia punya sisi lembut yang sulit dijabarkan. Benar-benar idaman syekali~ :o


Terakhir, Rate 4 bintang untuk novel ini. :D

:)) :)) :)) :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar