Sabtu, 27 Juni 2015

Elang dan Bidadari : Kisah Cinta Bernuansa Korea




Judul : Elang dan Bidadari
Penulis :  Puput Sekar Kustianti
Penerbit : Republika
Genre : Romansa 

Sinopsis

"Jingga, kau pasti tahu maksudku kan? Apa kau sudah mencuri tulang rusukku? Jika ya, tolong simpan sejenak, hingga aku menemukan jalan agar kita bersama. Aku tahu selama kita berbeda agama, kita tak akan bisa bersama, begitu kan?"

"Kim Young-Han, tidak usah mempermainkan hatiku ataupun memberi harapan untukku. Jika kau masih berpikir untuk bisa bersamaku dengan masuk Islam, itu akan merusak niatmu. Pelajari Islam yang benar. Jika ada takdirmu yang harus kau jalani bersamaku, niscaya takdir itu tak akan berubah!" serak, Jingga berusaha menahan tangis, semua rasa bercampur menjadi satu.

"Ya, jika takdirku ada bersamamu, maka takdir itu akan kupinta untuk bisa bersamamu," lirih Young-Han.

***

Jingga, muslimah asal Indonesia mendapatkan kesempatan mengikuti program budaya Korea di Hankuk University Foreign Studies, di Seoul-Korea Selatan. Jingga berusaha keras untuk tetap komitmen dengan norma dan nilai yang ia anut, meski berada di negara yang setengah penduduknya tidak beragama. Ia juga malah mendapat pelajaran berharga tentang nilai sebuah kerja keras yang mutlak beriringan dengan doa.

Kim Young-Han, pria sedingin es di Kutub. Kala kuliah di Paris, Prancis, ia mulai kenal pada Islam dan awal ketertarikannya terhadap agama tauhid ini. Pulang ke Korea Selatan, ia masih tetap tidak memiliki pegangan agama yang jelas dan kembali menjalani hari-hari beratnya bersama dendam dan kebencian dimasa lalu.

Di Tanah Ginseng mereka bertemu, berbenturan karakter tapi juga membuat untaian kisah yang akan banyak menuturkan tentang cinta yang sebenarnya. Akankah pertemuan itu membawa sebuah takdir yang sama dan bermuara pada cinta-Nya? Ataukah hanya sebagai mimpi kilat dan bersitan luka akan takdir yang harus mereka jalani masing-masing. Kisah ini tidak hanya bertutur tentang cinta, tapi juga kasih sayang mendalam antara keluarga, persahabatan, dan mimpi. Karena mimpi memang mutlak untuk terus diperjuangkan.
 


Review

Sekilas Melihat cover buku, Saya hanya bisa mengernyitkan dahi. Dalam pikiran saya, terlintas satu kalimat, 'Ini buku kenapa covernya suram abis kek orang dari geng jalanan gini ya?'

Novel dengan judul Elang dan Bidadari ini menggelitik insting kepenasaran saya. Gimana gak penasaran? Covernya suram, judulnya Elang dan Bidadari, Sinopsisnya tentang orang yang kuliah di luar negeri. Nyambung kagak, bingung ya iya. --"

Yah..., Cerita ini dibuka mengenai seorang gadis bernama Jingga, seorang gadis muslimah yang menutut ilmu ke negeri gingseng. Mendengar nama Jingga sendiri, saya mulai ngawang-ngawang, kok... namanya Jingga ya? Sayang, saya nggak menemukan alasan kenapa penulis memberi nama tokoh utamanya Jingga.


Oke, gantian bahas tokoh utama cowok yang bernama, mari kita samarkan dengan nama Eagle. Si Eagle ini, anak orang kaya yang kebetulan punya masalah sama keluarganya, badung tapi gak badung-badung amat, orang korea tulen *dalam cerita*, trus dia juga pinter ngelukis.

Oh... *manggut-manggut*

Akhirnya saya mulai nemu korelasi antara Cover yang suram, Judul, sama sinopsisnya. Ternyata, memang berkaitan erat dengan cerita yang disajikan penulis. Novel ini bisa dikatakan romance tapi gak mesra-mesra amat. Kalau dalam penilaianku, buku ini termasuk buku indah yang bisa bikin orang tersenyum dan hati jadi damai. *Soalnya ceritanya jelas Happy Ending* (kagak spoiler 'kan?).

Jingga, seorang mahasiswi asal Indonesia yang mendapat beasiswa percobaan untuk pertukaran budaya ke korea. Di Korea ini, dia mendapat banyak kenalan, salah satunya Eagle, keponakan dari dosen pengasuhnya. Di Negara Asing ini, Jingga mendapat banyak sekali tantangan, seperti bergaul dengan mahasiswa asing yang notabene ada yang bersikap sengit pada dirinya hanya karena dia mengenakan kerudung, berpuasa seorang diri di negara asing, sampai bertemu dengan orang yang tak ingin ditemuinya (cinta pertamanya~).

Ea... ihir-ihir cuit-cuit~

*ditimpuk biar diem*

Yah, perjalanan Jingga demi mendapatkan beasiswa master di negeri asing memang tidak mudah tetapi, satu per satu dijalaninya tanpa putus asa dan berusaha ia lakukan sebaik-baiknya. Saya sampai nyesek sewaktu orangtua dan cinta pertamanya menuduhnya yang bukan-bukan saat belajar di Korea (T^T)

Konflik-konflik antara Jingga dengan Eagle pun membuat saya bisa tersenyum-senyum geli. Seperti misalnya, ketika Eagle pura-pura cuek dengan Jingga yang sedang kebingungan gara-gara nyasar di dalam area objek wisata, eh, pada akhirnya dia nolongin juga tuh cewek bisa keluar dari objek wisata. 

=))

Yah, alur ceritanya runtut, sistematis. Walau akhirannya bisa ditebak, tapi saya tetap bisa menikmati cerita ini.

Rate 3 dari 5 bintang 

:) :) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar