Senin, 25 Mei 2015

Misteri Patung Garam : Membasuh Dosa-dosamu!




Judul : Misteri Patung Garam
Pengarang : Ruwi Meita
Penerbit : Gagas Media
Genre : Thriller - Misteri

Sinopsis

Dia sangat sadis. Dan, dia masih berkeliaran.

Seorang pianis ditemukan mati,
terduduk di depan pianonya, dengan bibir terjahit.
Bola matanya dirusak, meninggalkan lubang hitam yang amat mengerikan.
Rambut palsu merah panjang menutupi kepalanya.
Sementara, otak dan organ-organ tubuhnya telah dikeluarkan secara paksa.

Kulitnya memucat seputih garam.
Bukan, bukan seputih garam.
Tapi, seluruh tubuh sang pianis itu benar-benar dilumuri adonan garam.

Kiri Lamari, penyidik kasus ini,
terus-menerus dihantui lubang hitam mata sang pianis.
Mata yang seakan meminta pertolongan sambil terus bertanya,
kenapa aku mati? 
Mata yang mengingatkan Kiri Lamari akan mata ibunya.
Yang juga ia temukan tak bernyawa puluhan tahun lalu.

Garam? Kenapa garam?

Kiri Lamari belum menemukan jawabannya.
Sementara mayat tanpa organ yang dilumuri garam telah ditemukan kembali….

Dia sangat sadis. Dan, dia masih berkeliaran.

Review

   Novel misteri yang benar-benar gak disangka!

   Saya sangat menikmati jalinan kasus yang ada di dalam novel ini. Gaya ceritanya mengalir, meski saya akui, di bagian awal rasanya sedikit tersendat-sendat gegara cara Kiri mendeskripsikan sesuatu. Di antara semua hubungan di novel ini, saya paling suka hubungan antara Kiri dan Ireng. Si Ireng ini benar-benar mencairkan suasana kaku dan bisa saja bikin saya ketawa-tawa di sepanjang bagiannya dalam cerita.


   Misteri yang dibangun mbak Ruwi dan bagaimana mbak Ruwi menjalin misterinya sungguh unik dan menarik. Entah napa, saya sama sekali gak merasa bosan dengan kasus-kasus yang terjadi. Justru saya semakin tertarik dan penasaran. Yang bikin saya bosan di sini justru mengenai masa lalu kiri serta hubungannya dengan Kenes. Gak tau kenapa, saya langsung skip kalau udah menceritakan mengenai masa lalu Kiri atau percintaannya dengan Kenes. Maaf, mungkin ini perasaan saya saja, ya, tapi saya merasakan kalau hubungan mereka berdua ini kurang greget. (Ya... tapi ini kan perasaan saya saja).

   Saya berpikir, kalau semisalnya, kisah cinta Kiri dan Kenes ini dibuka secara pelan-pelan, begitu juga dengan masa lalu Kiri, tidak dibuka secara blak-blakan dalam satu buku, mungkin ini akan semakin menambah daya pikat si polisi. Juga perasaan cinta mereka bisa tambah greget. E tapi, ini buku nggak bersekuel, kan? Saya berharap ada lanjutan cerita kasus Kiri lagi nih. :D

   Dan mengenai twist di dalam cerita..., eaaaaa..., saya kecele! Ibarat lagi jalan, udah mau sampe tikungan, penulisnya ngasih kulit pisang sampe yang kegelincir sebelum sampe di ujung jalan. Twist-nya bener-bener gak disangka. :))

   Rate 3 bintang untuk Kiri Lamari! (Yang terkadang saya plesetin jadi Kiri Lemari) *ampun*

:) :) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar