Senin, 30 Maret 2015

Liaozhai Zhiyi : Ketakutan Bernama Korupsi


Judul : Liaozhai Zhiyi (Kumpulan cerita Mistik China)
Penulis : Yusin Hendri W. 
Terbitan : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 311 halaman

Blurb

Liaozhai Zhiyi adalah kumpulan cerita terkemuka dalam sejarah kesusastraan China. Dalam kurun waktu dua ratus tahun lebih, cerita ini telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa asing termasuk bahasa Inggris, Jepang, Perancis, Rusia, Jerman, dan memiliki miliaran pembaca. Para seniman dan penggemar karya ini menominasikan Liaozhai Zhiyi sebagai salah satu karya terhebat di dunia dan menyebutnya sebagai King of Novel.

Buku ini terdiri dari 33 cerita pilihan yang diambil dari Kumpulan Cerita Liaozhai Zhiyi karya Pu Songling, yang diceritakan kembali oleh Yusin Hendri W. dalam bahasa Indonesia. Mengangkat kisah-kisah tentang siluman, setan, hantu, dan lainnya yang berbau mistik dan horor, memprotes belenggu dari pemerintahan feodal yang telah menjerat dan mengeksploitasi masyarakat China kuno. Cerita ini juga diwarnai dengan hubungan yang terjadi antara manusia dengan siluman atau hantu, sebagai pelampiasan ekspresi dari anak-anak muda yang mendambakan hidup terbebas dari belenggu adat istiadat masyarakat feodal.

Review
   Pertama-tama, saya mungkin harus ngerubah rating dan pandangan saya pada novel Ghost Bride yang pernah saya baca beberapa bulan lalu dan sempat saya kasih bintang 2, karena saya ngerasa alasannya nggak logis. Habis baca buku ini, sekarang saya bisa memahami, bahwa alasan yang disampaikan si pengarang Ghost Bride memang sah-sah saja dan masuk akal. Karena memag kondisi serta budaya pada saat itu mungkin memang seperti itu. :D

   Jadi..., ceritanya saya tertarik dengan buku ini bukan karena judulnya. Saya malah nggak berasa tertarik dengan judul atau pun covernya. Yang bikin mata saya ngelihat buku ini ya tulisan dibawah judul, 'Kumpulan cerita mistik China'. Waaaw, saya langsung mikir, seperti apakah kisah-kisah mistik dari negeri tiongkok ini XD. Penasaran. Emang dasar ya, imajinasi saya langsung mengarah pada hantu-hantu, setan-setan, atau pun dedemit yang ada di Indonesia. Yah, pikir saya, mungkin ceritanya seperti itu, mengenai interaksi antara jin dengan manusia. Nggak salah sih, cuma ternyata tebakan saya mengenai temanya 95% salah total.

   Iya, emang bener kalau kisah cinta antara manusia dan hantu memang ada. Namun, ternyata fokusnya bukan itu. Dari 33 cerpen yang ada, kebanyakan cerita berfokus pada korupsi, keadilan, mengemban amanah rakyat, serta pada ujian negara untuk jadi pejabat. Ke semua tokoh di sini adalah laki-laki yang tampan, pintar, dan sepertinya punya banyak keberuntungan.  Yang agak menggelikan, ternyata di buku ini pejabat akhirat pun masih bisa korupsi! Kebayang, nggak, kalau semisal di hari kiamat, malaikat ternyata bisa disogok? Ancur tatanan keadilan dah. --"

   Semua cerita di sini memiliki pesan moral yang dalam. Cukup lama bagi saya untuk bisa menyelesaikan buku tipis ini. Selain karena memang ini adalah cerita berwujud tell, makna-makna serta ajaran yang tersirat di dalamnya pun menekan saya untuk berpikir. Sayangnya..., semakin ke belakang saya semakin lelah menerima pesan-pesan moral di buku ini. Mungkin memang benar ya, bahwa ilmu sebaiknya disampaikan sedikit demi sedikit, supaya lebih mudah dicerna. Jangan langsung mengguyur banyak.

   Sebetulnya ingin me-review satu per satu cerpen di sini. Namun, berhubung cerpennya lumayan banyak dan sedikit membuat saya sakit kepala, maka saya cuma bisa meresensi secara keseluruhan. Ada satu cerita yang judulnya melukis kulit, mirip seperti film painted skin yang dibintangi Vic zhou dan barbie zhu. Kemudian, ada cerita mengenai seorang lelaki yang jatuh hati pada siluman kijang dan memiliki anak darinya, mengingatkan saya pada salah satu cerita rakyat dari Irlandia, di mana sang pahlawan juga memiliki anak dari seorang wanita yang merupakan perwujudan dari kijang betina.

  Secara keseluruhan, buku ini bagus. Tapi bagi pembaca yang suka baca cepat, saya sarankan untuk membaca buku ini pelan-pelan. Kalau terlalu cepat bacanya, malah inti dari ceritanya sendiri ndak dapat. Rate bintang 4 untuk buku ini.

:D:D:D:D


2 komentar:

  1. film painted skin memang diambil dr kisah HuaPi dari LiaoZhai Zhiyi.
    banyak kok film2 mandarin yg diambil dr karya Pu Songling ini spt A Chinese Ghost Story, A Fox Lovers, dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow, saya paling suka painted skin. Filmnya bagus, walau akhirnya agak menyedihkan. Ternyata diambil dari LiaoZhai Zhiyi, ya. Yang bikin saya terheran-heran sekaligus kagum, jaman segitu ternyata sudah ada sastra seperti ini. Yang isinya rata-rata mirip seperti sastra sekarang, walaupun nggak persis-persis amat, tetapi isinya hampir mirip. Mengecam yang namanya korupsi dan mengkritisi pemerintah. Padahal kalau jaman dulu, kan, lebih susah dari pada jaman sekarang :D

      Hapus